Sistem Motor Bakar Bensin
Sistem Pengapian (Ignition System)
Motor pembakaran dalam ( internal
combustion engine ) menghasilan tenaga dengan jalan membakar cmpuran udara dan
bahan bakar di dalam silinder . Pada motor bensin, Loncatan bunga ap pda busi
diperlukan untuk menyalakan campuran udara bahan bakar yang telah dikompresikan
oleh tork di dalam silinder. Sedangkan pada motor diesel udara dikompresikan
dengan tekanan yang tinggi menjadi sangat panas,dan bila bahan bakar
disemprotkan ke dala silinder,kan terbakar secara serentak. Karena pada motor
bensin proses pembakaran di mulai oleh loncatan api tegangan tinggi yang
dihasilkan oleh busi, beberapa metode diperlukan untuk menghasilkan arus
tegangan tinggi yang diperlukan.
Sistem pengapian pada auto mobil
berfungsi unuk menaikkan tegangan bateraimenjadi 10 KV atau lebih dengan
mempergunakan ignition col dan kemudian membagi-bagikan teganagn inggi tersebut
ke masing-masing busi melalui distributor dan kabel tegangan tinggi. Pada
motor bensin, campuran udara dan bahan bakar yang dikompresikan didalam
silinder harus dibakar untuk menghasilkan tenaga sistem pengapian
berfungsi untuk membakar campuran udara dan bensin didalam ruang bakar pada
akhir langkah kompresi. Sistem pengapian yang digunakan adalah pengapian
listrik, dimana untuk mengahsilkan percikan api digunakan tenaga listrik
sebagai pemercik api.
Komponen sistim pengapian
Baterai :
Sebagai sumber tenaga listrik
Ignition Switch :
Untuk memutuskan dan menghubungkan aliran listrik dari baterai ke koil.
Fuse :
Sebagai pengaman arus listrik
Ignition Coil / Koil Pengapian
Ignition Coil :
Ignition Coil berfungsi untuk merubah
arus listrik 12V yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi ( 10 KV
atau lebih ) untuk mengahasilkan oncatan bunag api yang kuat pada celah
busi.Pada ignition coil , kumparan primer dan sekunder di gulung pada inti
besi. Kumparan – kumparan ini akan menaikkan tegangan yang diterima dari
baterai menjadi tegangan yang sanagt tinggi dengan cara induksi elektomagnet.
• Kumparan
Primer .
- Menciptakan medan magnet
- Penampang kawatnya besar
- Jumlah gulungan sedikit ( +/- 400 gulungan )
• Kumparan
Sekunder.
- Merubah induksi menjadi tegangan tinggi
- Penampang kawat kecil
- Jumlah gulungan banyak ( +/- 30.000 gulungan )
Ignition coil with resistor
Fungsi resistor :
Untuk
mengurangi penurunan tegangan pada Secundary Coil pada saat putaran mesin
tinggi dan untuk menstabilkan arus yang masuk ke kumparan primer.
Ada 2 type resistor :
1.
External resistor
2.
Internal resistor
Resistor
Fungsi resistor :
Koil tanpa rersistor, nilai tahanan
gulungan primer besar, sehingga membutuhkan waktu lama agar arus yang masuk ke
gulungan primer mencukupi untuk pembentukan medan magnet.
Koil yang dilengkapi dengan resistor,
nilai tahanan pada gulungan primer menjadi lebih kecil akibatnya arus yang
masuk ke gulungan primer dapat segera mencukupi untuk pembentukan medan magnet.
Kontak pemutus ( platina / breaker point )
Fungsi :
Untuk memutuskan dan menghubungkan arus
yang mengalir ke kumparan pimer, agar terjadi tegangan induksi pada kumparan
sekunder.
Kontak pemutus ( platina / breaker point )
Sudut pengapian :
· Sudut
putar cam distributor saat kontak pemutus mulai membuka 1 sampai kontak pemutus
mulai membuka pada tonjolan cam berikutnya 2
· Sudut
putar cam distributor dan saat platina mulai membuka ( B ) sampai mulai membuka
pada tonjolan berikutnya ( C )
Sudut dweel ( dweel angle )
Sudut
dwell :
Sudut cam distributor pada saat platina mulai menutup ( A ) sampai platina
mulai membuka ( B )
Pengaruh sudut dwell :
Sudut dwell besar
• Celah platina
kecil
• Arus yang
mengalir ke primer koil terlalu lama
• Kemagnetan
jenuh
• Platina panas
Sudut dwell kecil
• Celah platina lebar
• Arus yang mengalir ke primer koil terlalu singkat
• Kemagnetan tidak
tercapai maksimum
• Tegangan induksi
kumparan sekunder kurang
Condensor
Fungsi condenser :
Mencegah terjadinya loncatan bunga api
listrik pada platina, dengan cara menyerap arus induksi
Governor advancer
Fungsi :
Untuk memajukan saat pengapian
berdasarkan putaran mesin
Distributor
Cam (nok)
Cam (nok)
Membuka breaker
point ( platina ) pada sudut crankshaft ( poros engkol) yang tepat untuk
masing-masing silinder
Breaker point
Memutuskan arus
listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari ignition coil untuk
menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan jalan (
cara ) induksi magnet listrik ( electromagnetic sistem ).
Capasitor / Condensor
Menyerap loncatan bunga api yang
terjadi antara breaker point pada saat membuka dengan tujuan untuk menaikkan
tegangan coil sekunder.
Centrifugal Governor Advancer
Untuk memajukan
saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.
Vacuum Advancer
Memajukan saat
pengapian sesuai dengan beban mesin.
Rotor
Membagikan arus
listrik tegangan tinggi yang diahasilkan oleh ignition coil ke tiap – tiap
busi.
Distributor Cap
Membagikan arus
listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tingi untuk masing-masing
silinder.
Busi / sprak plug
Arus listrik
tegangan tinggi dari distributor menimbulkan bunga apidengan temperature timggi
diantara elektroda tenagh dan masa dari busi untuk menyalakan campuran udara
bahan bakar yang telah di kompresikan. Meskipun konstruksi dari busi
sederhana,tetapi busi tersebut beroperasi pada kondisi yamg sangat berat.
Temperatur elektroda busi dapat mencapai kira-kira 200 derajat celcius selama langkah
pembakaran, Tetapi kemudian akan turun drastis pada langakah hisa
karena didinginkan olaeh campuran bahan bakar dan udara . Perubahan sanagt
cepat dari panas ke dingin tersebut terjadi berulang-ulangkal pada saat dua
putaran poros engkol.
Nilai panas Busi :
Suatu index ( harga ) yang menunjukkan
jumlah panas yang dapat dipindahkan oleh busi
Busi panas :
Busi yang relatif sulit untuk
membuang panas yang diterima
Busi dingin :
Busi yang dengan cepat sekali membuang
panas
Kondisisi busi
Kondisi Normal :
• berwarna kuning atau coklat muda
• Puncak isolator bersih, ( berwarna coklat muda atau abu – abu )
Kondisi Terbakar :
• Electrode terbakar. Pada permukaan kaki isolator ada partikel –
partikel kecil mengkilap yang menempel
• Isolator berwarna putih atau
kuning
Penyebab :
• Campuran terlalu kurus
• Knocking
• Saat pengapian terlalu awal
• Type busi terlalu panas
Berkerak karena oli :
Kaki isolator elektroda sangat
kotor, warna coklat oli mesin,
Penyebab :
• Ring piston aus
• Bush penghantar katup /
katup aus
• Ada penghisapan oli melalui sistim ventilasi karter ( blow by gass )
Berkerak karbon :
Kaki isolator elektroda rumah busi
berkerak jelaga
Penyebab :
• Campuran
terlalu kaya ( karburator banjir )
• Type
busi terlalu dingin
Sistem starter
Pada motor starter umumnya dipergunakan
elektromagnetik, yang terjadi pada field coil yang dirangkai secara seri dengan
armature.
Karakteristik motor starter
• Makin besar arus yang
dipergunakan motor, makin besar torsi yang dibangkitkan
• Makin cepat berputarnya
motor, makin besar gaya elektromotive yang dibangkitkan armature, tetapi
semakin kecil arus yang mengalir.
Motor starter konvensional
Terdiri dari :
• Yoke : untuk
menopang pole core.
• Pole
core : untuk menopang field dan
memperkuat medan magnet.
• Field
coil : untuk membangkitkan medan
magnet.
Armature
Fungsi dari armature adalah untuk merubah energi listrik menjadi energi
mekanik ( gerak putar ).
Brush holder dan brush negatif
Fungsi :
• Sebagai pemegang brush.
• Brush negatif untuk meneruskan arus dari armature koil
ke massa.
Starter clutch ( overrunning clutch )
Fungsi :
• Meneruskan putaran armature ke ring gear flywheel.
• Mencegah terjadinya perpindahan putaran dari
mesin ke armature
Cara kerja starter clutch ( overrunning clutch )
Pada saat start :
Jika outer race berputar lebih cepat
dari inner race, maka roller akan terdorong oleh pegas ke sisi yang sempit,
akibatnya inner race ikut berputar.
Setelah mesin hidup :
Jika inner race berputar lebih cepat
dari outer race ( karena terbawa oleh putaran fly wheel ), roller akan terbawa
ke sisi yang lebih lebar ( melawan pegas ), akibatnya inner race tidak
berhubungan dengan outer race.
Magnetic switch
Fungsi :
Mendorong pinion gear agar dapat berhubungan dengan fly wheel dan
memungkinkan arus yang besar dari baterai mengalir ke motor stater.
SISTEM BAHAN BAKAR
1)
Sistem Bahan Bakar
Sistem
bahan bakar adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk mencampur udara dan bahan
bakar selanjutnya mengirim campuran tersebut dalam bentuk kabut ke
ruang bakar.
Dilihat
dari cara pemasukan campuran bahan bakar dan udara tersebut terdapat dua macam.
1. Cara pertama,
masuknya campuran udara dan bahan bakar dengan cara dihisap. Cara pertama biasa
disebut sistem bahan bakar konvensional
2. Cara
kedua masuknya campuran udara dan bahan bakar dengan cara diinjeksikan.
2)
Komponen Sistem
Bahan Bakar Mekanik
Komponen
sistem bahan bakar konvensional terdiri dari :
a. Tangki bahan bakar.
b. Saluran bahan bakar.
c. Saringan bahan bakar.
d. Pompa bahan bakar.
e. Charcoal canister
f. Karburator.
3) Fungsi
Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik
a).Tangki bahan bakar.
Pada umumnya tangki bahan bakar terbuat dari lembaran baja yang tipis.
Penempatan tangki bahan bakar biasanya diletakkan di bagian belakang kendaraan
untuk mencegah bocoran apabila terjadi benturan. Namun ada beberapa kendaraan
yang letak tangki bahan bakarnya di ditengah. Bagian dalam tangki dilapisi
bahan pencegah karat. Disamping itu tangki juga dilengkapi dengan penyekat
(separator) untuk mencegah perubahan permukaan bahan bakar pada saat kendaraan
melaju di jalan yang tidak rata. Lubang saluran masuk bahan bakar ke saluran
utama terletak 2-3 cm dari dasar tangki untuk mencegah endapan dan air dalam
bensin ikut terhisap ke dalam saluran.
Gambar. Tangki bahan bakar
b).Saluran bahan bakar
Pada sistem bahan bakar terdapat tiga saluran bahan bakar yaitu : saluran
utama yang menyalurkan bahan bakar dari tangki ke pompa bahan bakar, saluran
pengembali yang menyalurkan bahan bakar kembali dari karburator ke tangki, dan
saluran uap bahan bakar yang menyalurkan gas HC (uap bensin) dari dalam tangki
bahan bakar ke charcoal canister. Untuk mencegah kerusakan saluran bahan bakar
yang disebabkan oleh benturan, biasanya saluran bahan bakar dilengkapi dengan
pelindung. Saluran bahan bakar yangmenghubungkan karburator dengan pompa bahan
bakar menggunakan selang karet karena adanya getaran mesin.
c). Saringan bahan bakar
Saringan bahan bakar ditempatkan antara tangki dengan pompa bahan bakar
yang berfungsi untuk menyaring kotoran atau air yang mungkin terdapat di dalam
bensin. Dalam saringan terdapat elemen yang berfungsi untuk menghambat
kecepatan aliran bahan bakar,
mencegah masuknya air dan kotoran masuk ke karburator. Partikel kotoran
yang besar mengendap di dasar saringan, sedang partikel yang kecil disaring
oleh elemen.
Gambar. Saringan Bahan Bakar
d).Pompa bahan bakar
Pompa bahan bakar yang biasa digunakan pada motor bensin adalah pompa bahan
bakar mekanik dan pompa bahan bakar listrik. Pompa bahan bakar mekanik
digerakkan oleh mesin itu sendiri, sedang pompa bahan bakar listrik digerakkan
dengan arus listrik. Ada dua jenis pompa bahan bakar mekanik yaitu pompa bahan
bakar yang dilengkapi dengan saluran pengembali dan pompa bahan bakar tanpa
saluran pengembali. Namun demikian konstruksi dan cara kerjanya sama. Pada
mesin-mesin terdahulu umumnya saluran pengembali ada di karburator, sedang
mesin-mesin sekarang saluran pengembalinya ada di pompa bahan bakar.
Adapun cara kerja pompa bahan bakar mekanik dapat dijelaskan sebagai
berikut :
·
Apabila rocker arm ditekan oleh nok,
diafragma tertarik ke bawah sehingga ruang di atas difragma menjadi hampa.
Katup masuk terbuka dan bahan bakar akan mengalir ke ruang diafragma. Pada saat
ini katup keluar tertutup.
·
Pada saat nok tidak menyentuh rocker
arm, diafragma bergerak ke atas sehingga bahan bakar yang ada di ruang difragma
terdorong gb.4 pd saat penghisapan ke luar melalui katup keluar dan
terus ke karburator. Tekanan penyaluran sekitar 0,2 s.d. 0,3 kg/cm2.
·
Apabila bahan bakar pada
karburator sudah cukup maka diafragma tidak terdorong ke atas oleh pegas dan
pull rod pada posisi paling bawah, karena tekanan pegas sama dengan tekanan
bahan bakar. Pada saat ini rocker arm tidak bekerja meskipun poros nok berputar
sehingga diafragma diam dan pompa tidak bekerja.
Berbeda dengan pompa bahan bakar mekanik, pompa bahan bakar listrik dapat
ditempatkan di mana saja dengan tujuan untuk menghindari panas dari mesin.
Pompa bahan listrik langsung bekerja setelah kunci kontak di ON-kan. Jenis
pompa bahan bakar listrik bermacam-macam antara lain : model diafragma, model
plunger, model sentrifugal dan sebagainya. Pada modul ini akan dibahas pompa
bahan bakar model diafragma. Apabila kunci kontak diputar pada posisi ON, akan
terjadi kemagnetan pada solenoid yang menyebabkan diafragmatertarik ke atas
sehingga bahan bakar masuk melalui katup masuk. Pada saat yang sama platina
membuka karena tuas platina dihubungkan dengan rod sehingga kemagnetan pada solenoid
hilang. Akibatnya diafragma bergerak ke bawah mendorong bahan bakar keluar
melalui katup buang.
e). Charcoal canister
Charcoal canister berfungsi untuk menampung sementara uap bensin yang
berasal dari ruang pelampung pada karburator dan uap bensin yang dikeluarkan
dari saluran emission pada saat tekanan di dalam tangki naik karena
bertambahnya temperatur di dalam internal canister agar tidak terbuang keluar.
Uap bensin yang ditampung oleh charcoal canister dikirim langsung ke intake
manifold, kemudian ke ruang bakar untuk dibakar pada saat mesin hidup.
Gambar. charcoal canister
Turunnya temperatur sekeliling juga menghasilkan rendahnya tekanan di dalam
tangki bensin, menyebabkan uap bensin di dalam canister terhisap kembali ke
dalam tangki untuk mencegah uap bensin terbuang keluar. Untuk menjamin agar
kapasitas canister dapat bekerja dengan sempurna, beberapa model dilengkapi
dengan dua charcoal canister.
f). Karburator
Gambar. Karburator
Karburator berfungsi untuk merubah bahan bakar dalam bentuk cair menjadi
kabut bahan bakar dan mengalirkan ke dalam silinder sesuai dengan kebutuhan
mesin. Karburator mengirim sejumlah campuran udara dan bahan bakar melalui
intake manifold menuju ruang bakar sesuai dengan beban dan putaran mesin.
Dilihat dari jumlah barel,
karburator dapat dibedakan menjadi:
(a) Karburator single barel.
Pada karburator
single barel, semua kebutuhan bahan bakar pada berbagai putaran mesin dilayani
oleh satu barel. Padahal pada putaran mesin rendah, diameter venturi yang besar
akan lebih lambat menghasilkan tenaga dibanding diameter venturi yang kecil.
(b) Karburator double barel
Pada
putaran rendah, karburator double barel cepat menghasilkan tenaga (output)
karena yang bekerja hanya primary venturi yang mempunyai diameter venturi
kecil. Pada putaran tinggi, baik prymary maupun secondary venturi bekerja
bersama-sama sehingga output yang dicapai akan tinggi karena total diameter
venturinya besar.
e). Prinsip Kerja Karburator
Prinsip
dasar karburator sama dengan prinsip pengecatan dengan penyemprotan. Pada saat udara ditiup melalui
bagian ujung pipa penyemprot, tekanan di dalam pipa akan turun (rendah).
Akibatnya cairan yang ada di dalam tabung akan terhisap keluar dan membentuk
partikel-partikel kecil saat terdorong oleh udara. Semakin cepat aliran udara,
maka semakin rendah tekanan udara pada ujung pipa sehingga semakin banyak
cairan bahan bakar yang keluar dari pipa.
f). Cara Kerja Karburator
Untuk
memenuhi kebutuhan kerjanya, pada karburator terdapat beberapa sistem yaitu :
(1) Sistem
pelampung
(2) Sistem
Stasioner dan Kecepatan Lambat
(3) Sistem
Kecepatan Tinggi Primer
(4) Sistem
Kecepatan Tinggi Sekunder
(5) Sistem
Tenaga (Power System)
(6) Sistem
Percepatan
(7) Sistem
Cuk
(8) Mekanisme
idel cepat
(9) Hot
Idle Compensator
(10) Anti
Dieseling
Bahan Bakar Bensin dan Pembakaran
Bahan bakar
Bahan
bakar yaitu bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran
dengan sendirinya, disertai pengeluaran kalor.
Ada beberapa bahan bakar yang digunakan pada
kendaraan. Beberapa diantaranya berisikan racun dan zat kimia yang mudah
terbakar, dan ini harus ditangani dengan berhati-hati. Gunakan tipe bahan bakar
yang sesuai agar tidak terjadi kesalahan, karna ini dapat menyebabkan kerusakan
bekerjanya komponen.
Bahan bakar bensin
1. Sifat Utama Bensin
Bensin mengandung hydrocarbon hasil sulingan dari produksi minyak
mentah. Bensin mengandung gas yang mudah terbakar, pada umumnya bahan bakar ini
digunakaan untuk mesin dengan pengapian busi. Sifat yang dimiliki bensin
sebagai berikut:
· Mudah menguap pada temperature normal
· Tidak berwarna, tembus pandang dan
berbau
· Mempunyai titik nyala rendah (-10°
sampai -15°C)
· Mempunyai berat jenis yang rendah
(0,60-0,78)
· Dapat melarutkan oli dan karet
· Menghasilkan jumlah panas yang besar
(9,500-10,500 kcal/kg)
· Sedikit meninggalkan karbon setelah
dibakar
Mesin bensin saat ini menggunakan bensin dengan komposisi yang
seimbang untuk memperoleh kemampuan yang optimal pada berbagai tingkat kecepatan.
2. Syarat-Syarat Bensin
Kwalitas berikut ini diperlukan oleh bensin untuk memberikan kerja
mesin yang lembut.
· Mudah Terbakar
Pembakaran serentak didalam ruang bakar dengan sedikit knocking.
· Mudah menguap
Bensin harus mampu
membentuk uap dengan mudah untuk memberikan campuran udara-bahan bakar dengan
tepat saat menghidupkan mesin yang masih dingin
· Tidak beroksidasi dan bersipat
pembersih
Sedikit perubahan
kualitas dan perubahan bentuk selama disimpan. Selain itu juga bensin harus
mencegah pengendapan pada system intake.
3. Nilai Oktana
Nilai Oktan (Octane Number) atau tingkatan dari bahan bakar
adalah mengukur bahan bakar bensin terhadap anti-knock
characteristic . bensin
dengan nilai oktana tinggi akan tahan terhadap timbulnya engine knocking dibanding dengan nilai oktan yang
rendah.
Ada dua cara yang digunakan untuk mengukur nilai oktana: Research method dan motor medhod.
Research method adalah yang paling umum digunakan
dan spesifikasi nilai oktannya dengan metode ini ditetapkan dengan istilah RON
(Research Octane Number).
Bensin dengan nilai oktana 90 umumnya disebut bensin biasa dan
yang nilai oktanya lebih dari 95 disebut oktan tinggi atau super atau yang kita
sebut premium. Mesin yang mempunyai perbandingan kompresi yang tinggi
memerlukan bahan bakar bensin yang mempunyai nilai oktana yang tinggi untuk
menghilangkan knocking dan menghasilkan purtaran yang lembut.
Ada sedikit kerugian menggunakan bensin beroktan tinggi pada mesin
biasa yang mempunyai perbandingan kompresi rendah. Bensin “octane tinggi” dan biasa banyak
tersedia pada stasiun pompa bensin.
Bilangan oktana suatu bahan bakar diukur
dengan mesin CFR (Coordinating Fuel Research), yaitu sebuah mesin penguji
yang perbandingan kompresinya dapat di ubah-ubah. Di dalam pengukuran itu
ditetapkan kondisi standar oprasinya (putara, temperatur, tekanan, dan
kelembaban relatif dari udara yang masuk, dan sebagainya) dan bahan bakar yang
akan digunakan sebagai pembanding atau pengukur.
Untung motor bensin di tetapkan heptana
normal dan isooktana sebagai bahan bakar pembanding. Heptana normal adalah
bahan bakar hidrokarbon (rantai lurus) yang mudah berdetonasi di dalam motor
bensin, oleh karna itu dinyatakan sebagai bahan bakar dengan bilangn oktana
sama dengan nol. Iso-oktana adalah suatu jenis bahan bakar hidrokarbon yang
tidak mudah berdetonasi, dalam hal ini dinyatakan sebagai bahan bakar dengtan
bilangan oktana sama dengtan 100.
Apabila suatu bahan bakar dengan bilangan
oktana yang tinggi hendak digunakan pada mesin yanag sebenarnya dirancang untuk
menggunakan bahan bakar dengan bilangan oktana yang rendah tanpa detonasi,
tidak akan terlahat adanya perbaikan pada efisiensi dan daya yang dihasilkan.
Keuntunagan yang dapat diperoleh dari bahan bakar dengan bilangan oktana yang
tinggi adalah bahwa ia tidak peka terhadap detonasi. Oleh karena itu sangat
cocok untuk digunakan pada mesin dengan perbandingan komperesi yang tinggi
untuk memperoleh efisiensi yang tinggi tanpa detonasi, juga pada mesin dengansupercarjer yang bertujuan menaikan daya
poros.
Disamping itu juga sangat berguna untuk
menaikan daya dan efisiensi dengan jalan memajukan saat penyalaan. Hal terahir
ini dilakukan apabila semula ditetapkan saat penyalaan yang lebih lambat hanya
dengan alasan hendak mencegah terjadinya detonasi.
Karekteristik mesin bensin
- Kecepatan tinggidan tenaganya besar
- Mudah pengoperasiannya
- Pembakarannya sempurna
- Umumnya di ganakan untuk mobil penumpang,
kendaraan truk yang kecil, dan sebagainya.
Prinsip kerja mesin bensin
Mari
kita perhatikan bagai mana mesin bensin mengubah bahan bakar menjadi tenaga.
Dalam gambar skema mesin bensin, campuran udara dan bensin di hisap kedalam
silinder, kemudian dikompresikan oleh torak saat begerak naik, bila campuran
udara dan bensin terbakar dengan adanya api dari busi yang panas sekali, maka
akan menghasilkan tekanan gas pembakaran yang besar di dalam silinder. Tekanan
gas pembakaran ini mendorong torak kebawah, yang menggerakan torak turun naik
dengan bebas di dalam silinder. Dari gerak lurus (naik turun) torak dirubah
menjadi gerak putar pada poros engkol melalui batang torak. Gerak putar inilah
yang menghasilkan tenaga pada mobil.
Posisi
tertinggi yang di capai torak di dalam silinder di sebut titik mati atas (TMA),
dan posisi terendah yang di capai torak disebut (TMB). Jarak bergeraknya torak
antara TMA dan TMB di sebut langkah torak (stroke).
Campuran
udara dan bensin dihisap kedalam silinder dan gas yang telah terbakar harus
keluar, dan ini harus berlangsung secara tetap. Pekerjaan ini dilakukan dengan
adanya gerak torak yang turun naik di dalam silinder. Proses menghisap campuran
udara dan bensin kedalam silinder, mengkompresikan, membakarnya, dan
mengeluarkan gas bekas dari silinder, disebut satu siklus.
Ada juga
mesin yang tiap siklusnya terdiri dari dua langka torak. Mesin ini di sebut mesin dua langkah (two
stroke engine). Poros engkol berputar satu kali selama torak menyelesaikan dua
langkah. Sedangkan mesin lainnya, tiap siklusnya terdiri dari empat langkah
torak. Mesin ini disebut mesin empat langkah (four-stroke engine). Poros engkol
berputar dua putaran penuh selama torak menyelesaikan empat langkah dalam
setiap siklus.
Sistem bahan bakar
Sistem bahan bakar (ful system) terdiri dari beberapa komponen, dimulai dari
tangki bahan bakar (ful tank) sampai pada charcoal canister. Bahan bakar yang
tersimpan dalam tangki dikirim oleh pompa bahan bakar (fuel pump) ke karburator
melalui ppipa-pipa dan selang-selang. Air dan pasi, kotoran dan benda-benda lainya
dikeluarkan dari bahan bakar oleh saringan (ful filter).
Kalburator menyalurkan ke mesin sejumlah bahan bakar yang dibutuhkan berupa
campuran udara dan bahan bakar. Sejumlah gas HC yang timbul di dalam tangki
dikurangi oleh charcoal canister. Bensin di alirkan dari tangki melalui
sarinagn, selang dan pip-pipa hisap (suction tube). Bensin yang sudah disaring
dikirim ke karburator oleh pompa bahan bakar, dan karburator mencampurnya
dengan udara dengan suatu perbandingkan tertentu menjadi canpuran udara dan
bahan bakar. Sebagian campuran udara dan bahan bakar menguap dan menjadi kabut
saat mengalir melalui intake manifold ke silinder.
Campuran Udara dan
Bahan Bakar
Bahan bakar yang dikirim kedalam silinder untuk mesin harus ada dalam Kondisi
mudah terbakar agar dapat menghasilkan efesiensi tenaga yang maksimum. Bensin sedikit sulit terbakar, bila tidak dirubah kedalam bentuk gas.
Bensin tidak dapat terbakar dengan sendirinya, harus dicampur denagan udara
dalam perbandingan yang tepat. Untuk mendapatkan campuran udara dan bahan bakar
yang baik, uap bensin harus bercampur dengan sejumlah udara yang tepat.
Perbandingan campuran udara dan juga mempengaruhi pemakaian bahan bakar.
Perbandingan Udara Dengan Bahan Bakar
Perbandingan udara dengan bahan bakar dinyatakan dalam volume atau
berat dari bagian udara dan bahan bakar. Pada umumnya, perbandingan udara dan bahan
bakar dinyatakan berdasarkan perbandingan berat udara dengan berat bahan bakar.
Bensin harus dapat terbakar keseluruhannya di dalam ruang bakar untuk
menghasilkan tenaga yang besar pada mesin. Perbandingan udara dan bahan bakar
dalam teorinya adalah 15:1, yaitu 15 untuk udara berbanding 1 untuk bensin.
Tetapi pada kenyataannya, mesin menghendaki
campuran udara dan bahan bakar dalam perbandingan yang berbeda-beda tergantung
pada temperatur, kecepatan mesin, beban, dan kondisi lainya. Pada table di
bawah ini diperlihatkan perbandingan udara dan bahan bakar yang dibutuhkan
sesuai dengan kondisi mesin.
Proses pembakaran
Campuran
bahan bakar-udara didalam selinder motor bensin harus sesuai dengan syarat
busi, yaitu jangan terbakar sendiri. Ketika busi mengeluarkan api listrik,
yaitu pada saat beberapa derajat engkol sebelum torak mencapai TMA, campuran
bahan bakar-udara disekitar itulah mula-mula terbakar. Kemudian nyala api
merambat kesegala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi (25-50 m/detik),
menyalakan campuran yang dilaluinya sehingga tekanan gas didalam silinder naik,
sesuia dengan jumlah bahan bakar yang terbakar.
Sementara itu campuran dibagian yang terjauh dari busi masih menunggu giliran
untuk terbakar. Akan tetapi ada kemungkinan bagian campuran tersebut terakhir,
karena terdesak oleh penekanan torak maupun oleh gerakan nyala api pembakaran
pembakaran yang merambat dengan cepat itu, temperaturnya dapat melampaui
temperatur penyalaan sendiri sehingga akan terbakar dengan cepatnya. Proses
terbakar sendiri dari bagian campuran yang terakhir (terjatuh dari busi)
dinamai detonasi.
Tekanan didalam selinder tersebut dapat mencapai 130-200 kg/cm², dengan
frekuensi getaran mencapai 4000-5000 cps. Detonasi yang cukup berat
menimbulkan suara gemeletik seperti bunyi pukulan palu pada
dinding logam. Bunyi tersebut jelas terdengar pada mesin mobil atau sepeda
motor. Akan tetapi pada mesin pesawat terbang jarang terdengar karena
terkalahkan oleh bunyi gas pembakaran yang keluar dari mesin dan bunyi
baling-baling.
Detonasi yang berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama dapat merusa bagian ruang
bakar, terutama bagian tepi dari kepala torak tempat detonasi erjadi. Disamping
itu detonasi mengakibatkan bagian ruang bakar (misalnya busi atau kerak yang
ada) sangat tinggi temperaturnya, atau pijar, sehingga dapat menyalakan
campuran bahan bakar-udara sebelum waktunya (pranyala). Pranyala ini
serupa dengan penyalaan yang terlalu pagi. Jadi, dapat mengurangi daya dan
efisiensi mesin, sedangkan tekanan maksimum gas pembakaranpun akan bertambah
tinggi. Karena itu, detonasi yang dahsyat tidak di kehendaki dan harus dicegah
seluruh campuran bahan bakar-udara harus dinyalakan oleh nyala api yang berasal
dari busi.
Berikut ini
beberapa cara untuk mencegah detonasi :
1. Mengurangi tekanan dan temperatur bahan bakar-udara yang masuk
kedalam silinder.
2. Mengurangi
perbandingan kompresi.
3. Memperlambat
saat penyalaan.
4. Memperkaya
yaitu menaikan perbandingan campuran bahan bakar-udara atau
mempermiskin yaitu menurunkan campuran bahan baka-udara dari suatu harga
perban dingan campuran (misalnya, f=0,08) yangsangat mudah
berdetonasi.
5. Menaikan
kecepatan torak atau putaran poros engkol, untuk memperoleh arus
turbulen pada campuran didalam silinder yang
mempercepat rambatan nyala api.
6. Memperkecil diameter torak untuk
memperpendek jarak yangdi tempuh oleh
nyala api dari busi kebagian yang terjauh. Hal ini bias juga di capai jika
dipergunakan busi lebih dari satu.